EMA SUNDARI
10208434
4EA10
TUGAS ETIKA BISNIS
Pengertian Etika di Dalam Kehidupan Sehari-hari Maupun di Dunia Bisnis
Ø Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah suatu pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (sansekerta), lebih menunjukkan dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah akhlak (arab), berartio moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirimuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
· Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
· Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Kehancuran atau keutuhan suatu bangsa sebenarnya terletak pada bagaimana pemahaman serta penerapan etika dan moral didalam masyarakatnya. Rumusan ini sebenarnya sudah diproklamirkan oleh pendahulu-pendahulu kita dijaman sebelum ini. Akan tetapi seiring dengan kemajuan jaman dan perkembangan pola pikir manusia praktek penerapan etika dan moral justru semakin sulit untuk diterapkan. Keragaman struktur sosial yang menyelimuti kepentingan-kepentingan individu dalam memperjuangkan suatu obsesi sepihak terutama obsesi untuk menguasai sangatlah kuat bersemayam didalam pikiran-pikiran manusia di jaman sekarang ini. Banyak sekali contoh-contoh kasus yang ada seperti peperangan antara Negara Israel dengan Negara Palestina yang sampai dengan saat ini konflik tersebut belum juga usai. Kemudian di Negara kita sendiri adanya konflik yang berkaitan dengan masalah keyakinan, masing-masing kelompok terutama kelompok yang merasa dirinya berkuasa menganggap sesat terhadap kelompok-kelompok lain yang tidak sepaham dengan pemikiran kelompok yang berkuasa tadi dan yang terjadi adalah langkah-langkah kekerasan yang berujung pengrusakan serta perpecahan antar sesama bangsa. Contoh diatas adalah sebagian kecil permasalahan-permasalahan yang ada dari bentuk tidak pahamnya terhadap etika dan moral yang menyebabkan cepat atau lambatnya proses kehancuran suatu bangsa tersebut. Masalah diatas dapat diatasi dengan aktualisasi etika dan moral yang sesungguhnya pada kehidupan ini.
Setiap aspek-aspek kehidupan manusia haruslah diwarnai dengan nilai-nilai etika. Tanpa adanya etika manusia akan berperilaku seperti hewan. Bukan hanya aspek toleransi saja akan tetapi lebih mencakup kepada hal-hal yang lebih luas lagi. Dunia politik misalnya, jika didalamnya terkandung etika nilai yang akan dihasilkan adalah kesejahteraan bersama. Dunia ekonomi jika didalamnya terkandung etika nilai yang akan dihasilkan adalah kemandirian. Dunia sosial jika didalamnya terkandung etika maka yang akan dihasilkan adalah kerukunan. Dan pada aspek budaya jika didalamnya terkadung etika maka nilai yang akan dihasilkan adalah kreativitas dan kebersamaan. Serta masih banyak lagi hal-hal yang semestinya nilai-nilai etika ada didalamnya.
Harus disadari bahwa manusia hidup berhadapan dengan moral-moral yang ada. Struktur moral dalam kehdiupan adalah: 1) Moral Individu, 2) Moral Keluarga, 3) Moral Masyarakat, 4) Moral Bangsa/Negara. Manusia tidak akan lepas dari ke empat moral ini. Tetapi yang harus disadari bahwa dari ke empat moral ini biasanya harus berjalan sesuai dengan segmennya. Penerapan moral individu tidak bisa diterapkan pada moral-moral yang lain, begitu seterusnya. Pada saat moral yang satu diterapkan ke moral yang lain maka potensi yang akan terjadi adalah konflik.
Ø Fungsi etika dalam tingkah laku dan pergaulan hidup manusia
Etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik (karena itu ajaran moral), tapi etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
Etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik (karena itu ajaran moral), tapi etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme. Pluralisme moral diperlukan karena:
(a) Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan;
(b) Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional;
(c) Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.
Selama manusia berupaya mencari jati dirinya, eksistensi dirinya dan berada dalam suatu “ situasi “ kehidupan, manusia memerlukan semacam kompas moral, pegangan, dan orientasi kritis agar tidak terjebak, bingung atau ikut-ikutan saja dalam pluralisme moral yang ada dan terlebur dalam kehidupan yang nyata.
Peran etika menjadi nyata agar orang tidak mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Etika dapat membangkitkan kembali semangat hidup agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan bijaksana melalui eksistensi, profesinya.
Contoh seperti etika dalam kehidupan kita sehari-hari terhadap orang tua, mulai dari cara bicara sampai tingkah laku kkita harus menggunakan etika yang berbeda. Etika harus ditempatkan berdasarkan tempat dan kegunaannya.
Contoh: Fungsi etika dalam pergaulan ilmiah
Etika keilmuan menyoroti bagaimana peran seorang mahasiswa, ilmuwan terhadap kegiatan yang sedang dilakukan (belajar, melakukan riset dan sebagainya). Tanggung jawab mahasiswa dan ilmuan dipertaruhkan ketika ia dalam proses kegiatan ilmiahnya terutama dalam sikap kejujuran ilmiah.
Hal lain yang disoroti sebagai fungsi etika dalam pergaulan ilmiah adalah masalah bebas nilai. Bebas nilai adalah suatu posisi atau keadaan di mana seorang ilmuan (atau calon ilmuah/mahasiswa) yang memiliki hak berupa kebebasan dalam melakukan kegiatan ilmiahnya. Mereka boleh meneliti apa saja sejauh itu sesuai dengan keinginan atau tujuan penelitiannya.
Contoh: Fungsi etika profesi
Bagi seorang professional yang bergerak di bidang tertentu, etika profesi dituangkan ke dalam suatu bentuk yang disebut dengan ‘kode etik’. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Adapun peran kode etik adalah sebagai berikut:
Pertama, sebagai “kompas” moral, penunjuk jalan bagi si profesional yang berdasarkan nilai-nilai etisnya: hati nurani, kebebasan-tanggung jawab, kejujuran, kepercayaan, hak-kewajiban dalam bentuk pelayanan/jasa sebaik-baiknya terhadap kliennya.
Kedua, adanya kode etik akan melindungi klien dari perbuatan yang tidak profesional sehingga diharapkan dapat menjamin kepercayaan masyarakat (klien-klien) terhadap pelayanan yang diberikan oleh si profesional.
Kesimpulannya, etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Selain itu, etika juga bukan merupakan sistem norma yang langsung dapat membuat manusia menjadi lebih baik, melainkan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan. Peranan etika menjadi nyata ketika etika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam tingkah laku dan pergaulan hidup manusia, pergaulan ilmiah, maupun dalam etika profesi.
Ø Peran Etika Dalam Dunia Bisnis
1. Bisnis berlangsung dalam konteks moral
Bisnis merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam masyarakat. Kita semua membeli barang dan jasa untuk tetap hidup atau setidak – tidaknya bisa hidup dengan lebih nyaman. Dan kita sendiri terlibat dalam produksi barang dan jasa yang dibutuhkan orang lain tersebut. Malah bisa dikatakan bahwa makin maju suatu masyarakat makin besar ketergantungan satu sama lain dibidang ekonomi.
2. Mengapa bisnis harus berlaku etis
Bisnis disini bukan hanya merupakan suatu bidang khusus dari kondisi manusia yang umum. Atas pertanyaan dalam bentuk umum ini dalam sejarah pemikir sudah lama diberikan tiga jawaban yaitu
- Tuhan adalah hakim kita
- Kontrak sosial
- Keutamaan
3. Kode Etik perusahaan
Kode etik perusahaan mempunyai manfaat yang dapat dilukiskan sebagai berikut
- Kode etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture.
- Kode etik dapat membantu dalam menghilangkan grey area atau kawasan kelabu dibidang etika
- Kode etik dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya
- Kode etik menyediakan bagi perusahaan – perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya kemungkinan untuk mengatur dirinya sendiri.
Bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks. Banyak faktor turut mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Antara lain ada faktor organisatoris-manajerial, ilmiah-teknologis, dan politik-sosial-kultural. Kompleks bisnis itu berkaitan langsung dengan kompleksitas masyarakat modern sekarang.
Ø Contoh etika dalam kegiatan bisnis:
1. Sudut pandang ekonomis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi memasarkan, bekerja memperkerjakan dengan maksud memproleh untung.
2. Sudut pandang moral
Dengan tetap mengakui peranan sentral dari sudut pandang ekonomis dalam bisnis, perlu segera ditambah adanya sudut pandang lain lagi yang tidak boleh diabaikan, yaitu sudut pandang moral.
3. Sudut pandang hukum
Hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus kita lakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma hukum bahkan lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada saksi tertentu, bila terjadi pelanggaran.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
- Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
- Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
- Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
- Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
- Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
- Melindungi prinsip kebebasan berniaga
- Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Ø Etika Teleologi
Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna.
v Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yant bertujuan untukmencari kenikmatan dan kesenangan.
b. Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.
v Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinnya sendiri.
b. Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Ø Etika Deontologi
Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.
Contoh: manusia beribadah kepada Tuhan karena sudah merupakan kewajiban manusia untuk menyembah Tuhannya, bukan karena perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala.
Sumber: