Senin, 28 Maret 2011

BAHASA INDONESIA 2 SOFTSKILL (tugas)


Nama              : Ema Sundari
Kelas               : 3EA10
NPM               : 10208434
Mata Kulaih : Softskill Bahasa Indonesia

LAPORAN
I.                   LATAR BELAKANG
Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan.pada dasarnya,fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.
Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat,didengar,atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.Kemudian,laporan itu diberitahukan oleh si pelapor.
Dalam pembuatan suatu laporan formal bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik,jelas dan teratur.
Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan,melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur,jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain.
Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari,kecuali penggunaan kata”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.

II.                RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan laporan.
III.             PEMBAHASAN
Pengertian Laporan
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya.

Laporan formal terdiri atas :
A. Bagian Pendahuluan
1. Halaman judul : judul, maksud dan tujuan penulisan identitas penulis, instansi asal, kota penyusun, tahun
2. Halaman pengesahan (jika perlu)
3. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
4. Halaman persembahan (jika perlu)
5. Kata pengantar
6. Daftar isi
7. Daftar tabel (jika ada)
8. Daftar grafik (jika ada)
9. Daftar gambar (jika ada)
10. Abstrak : uraian singkat tentang isi laporan

B. Bagian Isi
Uraian singkat tentang bagian ini :
1) Bab I : Pendahuluan
a) Latar belakang
b) Identifikasi masalah
c) Pembatasan masalah
d) Rumusan masalah
e) Tujuan dan manfaat

2)Bab II : Kajian Pustaka
3)Bab III : Metode
4)Bab IV : Pembahasan
5)Bab V : Penutup

C.Bagian Akhir
1)Daftar pustaka
2)Daftar lampiran
3)Indeks : daftar istilah

2.Laporan Informal (Umum)
A. Laporan kunjungan, berisi :
1)Judul laporan
2)Tujuan
3)Waktu pelaksanaan
4)Hasil yang diperoleh

B. Laporan percobaan, berisi :
1) Judul percobaan
2) Pelaksanaan : waktu dan tempat
3) Urusan kerja
4) Data yang diperoleh
5) Kesimpulan

C. Laporan diskusi, berisi :
1)Topic
2) Moderator
3) Penyaji
4) Jumlah peserta
5) Masalah yang muncul
6) Pemecahan masalah
7) Kesimpulan
Fungsi laporan
a. memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan, keputusan atau pemecahan masalah.
b. memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan kegiatan.
c. merupakan bahan untuk pendokumentasian.
d. merupakan sumber informasi.

Tujuan laporan
a. mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
b. mengadakan pengawasan dan perbaikan.
c. mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.

Syarat pembuatan laporan
a. menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar.
b. mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis.

Jenis-jenis laporan
Menurut jenisnya laporan dibedakan atas laporan formal dan laporan non formal.
Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. ada halaman judul
b. ada surat atau pernyataan penyesalan
c. ada daftar isi
d. ada ikhtisar atau abstrak
e. ada pendahuluan, isi, dan penutup
Laporan non formal adalah laporan yang tidak memenuhi beberapa unsur formal di atas.
Laporan ini bersifat pribadi yang disesuaikan dengan kepentingan penulisannya.

Bentuk laporan
Berdasarkan bentuknya laporan dibedakan atas:
a. Laporan berbentuk formulir isian
b. Laporan berbentuk surat
c. Laporan berbentuk memorandum atau nota
d. Laporan jurnalistik
e. Laporan ilmiah/penelitian (makalah, skripsi tesis, dan disectasi)
f. Laporan percobaan
g. Laporan hasil pengamatan
h. Laporan perjalanan

IV.             PENUTUP
Laporan dapat digunakan untuk memberikan suatu ringkasan dari suatu kegiatan yang kita amati dan dapat berbentuk formal.
V.                DAFTAR PUSTAKA

Rabu, 23 Maret 2011

KLKP (tugas 4)


Nama               : Ema Sundari
Kelas               : 3EA10
NPM               : 10208434
Mata Kuliah    : Komputer Lembaga Keuangan Perbankan (KLKP)
TEKNIS KLIRING 

PENDAHULUAN

Salah satu fungsi yang dimiliki oleh bank umum adalah melakukan transaksi lalu lintas pembayaran. Mekanisme pembayaran bagi bank umum dari satu pihak ke pihak lain, akan lebih medah bila kedua belah pihak mempunyai rekening di bank yang sama. Tetapi akan lebih sukar untuk menyelesaikan pembayaran antara pihak-pihak yang mempunyai rekening, di bank yang berbeda dan lebih sukar lagi kalau bank tersebut tidak berada disatu daerah. Konsekuensinya, satu bank umum akan berhubungan langsung dengan bank umum lain dalam menyelesaikan utang piutang. Ini pun masih banyak dijumpai kesulitan-kesulitan antara lain jam pertemuan, dan sebagainya.
Kliring anatar bank adalah pertukaran warkat atau data elektronik antara bank atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Warkat atau data keungan elektronik dimaksud merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atau ketentuan lain yang berlaku yang lazim digunakan dalam transaksi pembayaran. 

ISI

Pengertian Kliring:

          Kliring  adalah  suatu  tata  cara  perhitungan  utang  piutang  dalam  bentuk  surat-surat  dagang  dan  surat-surat  berharga  dari  suatu  bank  terhadap  bank  lainnya,  dengan  maksud  agar  penyelesaiannya  dapat  terselenggara  dengan  mudah dan  aman,  serta  untuk  memperluas  dan  memperlancar  lalu  lintas  pembayaran  giral.

          Lalu  lintas  pembayaran  giral  adalah,  suatu  proses  kegiatan  bayar  membayar  dengan  waktat  atau  nota  kliring,  yang  dilakukan  dengan  cara  saling  memperhitungkan  diantara  bank-bank,  baik  atas  beban  maupun  untuk  keuntungan  nasabah  ybs.

          Giral  adalah  simpanan  dari  pihak  ketiga  kepada  bank  yang  penarikannya  dapat  dilakukan  setiap  saat  dengan  menggunakan  cek,  surat  perintah  pembayaran  lainnya,  atau dengan  cara  pemindah  bukuan.

Peserta Kliring:

Peserta  kliring  dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam  :

                   Peserta  langsung,  yaitu  :  bank-bank  yang sudah  tercatat  sebagai  peserta  kliring  dan  dapat  memperhitungkan  warkat  atau  notanya  secara  langsung  dengan  B I  atau  melalui  PT  Trans  Warkat  sebagai  perantara  dengan  B I. 
             Contoh :  Bank  Retail,  Bank  Devisa

                   Peserta  tidak  langsung,  yaitu  :  bank-bank  yang  belum  terdaftar  sebagai  peserta  kliring  akan  tetapi  mengikuti  kegiatan  kliring  melaui  bank  yang  telah  terdaftar  sebagai  peserta  kliring.
             Contoh :  BPR


Warkat / Nota kliring

          Adalah  alat  atau  sarana  yang  digunakan  dalam  lalu  lintas  pembayaran  giral,  yaitu  surat  berharga  atau  surat  dagang  seperti  :
      cek, 
      bilyet  giro, 
      wesel  bank  untuk  trasfer  atau  wesel  unjuk, 
      bukti-bukti  penerimaan  transfer  dari  bank-bank, 
      nota  kredit,  dan 
      surat-surat  lainnya  yang  disetujui  oleh  penyelenggara  ( B I )

          Syarat-syarat  warkat  yang  dapat  dikliringkan  :
      Ber valuta  Rupiah
      Bernilai  nominal  penuh
      Telah  jatuh  tempo  pada  saat  dikliringkan  dan
      Telah  dibubuhi  cap  kliring
          Jenis – jenis  warkat  kliring  :

      Warkat  debet  keluar,  yaitu  :  warkat  bank  lain  yang  disetorkan  oleh  nasabah  sendiri  untuk  keuntungan  rekening  nasabah  yang  bersangkutan.
      Contoh  : 
      Ndari  nasabah  bank  Permata  Semarang  menerima  pembayaran  dari  Sigit  nasasbah  bank  Niaga  Semarang  berupa  cek.  Cek  tersebut  disetorkan  oleh  Ndari  ke  bank  Permata,  maka  cek  tersebut  dapat  dikatakan  sebagai  warkat  debet  keluar.

      Warkat  debet  masuk,  yaitu  :  warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  dari  bank  lain  melalui  B I  atas  warkat  atau  cek  bank  sendiri  yang  ditarik  oleh  nasabah  sendiri  dan  atas  beban  nasabah  yang  bersangkutan.
      Contoh  :
      Bila  bank  Permata  Semarang  menerima  cek  dari  bank  Niaga  Semarang  atas  cek  yang  telah  ditarik  Andi  nasabah  sendiri,  maka  cek  tersebut  merupakan  warkat  debet  masuk  bagi  bank  Permata.

         Warkat  kredit  keluar,  yaitu  : 
       warkat  dari  nasabah  sendiri  untuk  disetorkan  kepada  nasabah  bank  lain  pada  bank  lain. 
       Bank  yang  menyerahkan  warkat  tersebut  akan  mengkreditkan  rekening  giro  BI  dan  mendebet  giro  nasabah.

         Warkat  kredit  masuk,  yaitu  : 
       warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  untuk  keuntungan  rekening  nasabah  bank  tersebut. 
       Bank  yang  menerima  warkat  tersebut  akan  mendebit  rekening  giro  B I  dan  mengkredit  giro  nasabah.

 

Warkat yang bukan kliring

          Warkat-warkat  yang  belum  memenuhi  syarat-syarat  warkat  kliring.

          Penyetor  warkat  kepada  penyelenggara  untuk  keperluan  penyelesaian  saldo  negatif  atau  saldo  debet.

          Penyetoran  warkat  kepada  penyelenggara  untuk  pelaksanaan  transfer  dalam  rangka  pelimpahan  likuidasi  dari  suatu  peserta  kepada  kantor-kantor  cabangnya  yang  lain.

          Penyetoran-penyetoran  lain  yang  ditetapkan  B I  berdasarkan  kebutuhan.


Jenis-Jenis Kliring


          Kliring  umum,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat-warkat  antar  bank  yang  pelaksanaannya  diatur  oleh  B I.

          Kliring  lokal,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat-warkat  antar  bank  yang  berada  dalam  suatu  wilayah  kliring  (wilayah  yang  ditentukan).

          Kliring  antar  cabang,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat  antar  kantor  cabang  suatu  bank  peserta  yang  biasanya  berada  dalam  satu  wilayah  kota.  KLiring  ini  dilakukan  dengan  cara  mengumpulkan  seluruh  perhitungan  dari  sauatu  kantor  cabang  untuk  kantor  cabang  lainnya  yang  bersangkutan  pada  kantor  induk  yang  bersangkutan.

 

PERTEMUAN  KLIRING


Kliring  yang  dilaksanakan  tidak  melalui  Automated  Clearing  House,  pertemuan  kliring  biasanya  dilakukan  sebanyak  dua  kali.

Pertama  kali  bertemu,  bank-bank  yang  terlibat  dalam  transaksi  kliring  akan  saling  menyerahkan  warkat.

Pada  pertemuan  kedua,  bank  peserta  kliring  akan  saling  mengembalikan warkat  apabila  terjadi  penolakan.

Waktu  pertemuan  kliring  biasanya  diatur  sebagai  berikut :
Senin  sampai  dengan  Jumat:

             Kliring  I  :  Pukul  10.30 – 14.30
             Kliring  II :  Pukul  13.00 – 14.00
Sabtu :
             Kliring  I  :  Pukul  10.00 – 11.00
             Kliring  II :  Pukul  12.00 – 13.00


Pembukuan  Transaksi  Kliring  :

Kasus : Kembali ke ilustrasi  kliring. 

Pada  saat  bank  ABC  menerima  warkat  giro  dari  bank  Omega 
Kedua  bank  akan  mencatat  transaksi  kliring  tersebut  sbb.
Pembukuan  transaksi  kliring  ini  dapat  ditampung  pada  rekening  sementara  “Kliring”  atau  langsung  ke  rekening  giro  pada  B I.

Pada  bank  ABC – cabang  Jakarta
Pada  saat  terima  warkat  dari  Tn.  Sigit  untuk  disetorkan  ke (menambah)  rekening  giro  Ny. Dita.

D    :  Kliring                  Rp.  30.000.000,-                 
K     :  Giro – Rek.  Ny. Dita                      Rp.  30.000.000,-

Setelah  diketahui  hasilnya  baik,  biasanya  pada  waktu  kliring  kedua  akan  dinihilkan  rekening  Kliring.
D    :  B I – Giro            Rp.  30.000.000,-
K     :  Kliring                                     Rp.  30.000.000,-

Pada  bank  Omega – cabang  Jakarta
Pada  saat  menerima  warkat  nasabahnya  sendiri  (warkat  Tn.  Sigit)  akan  membebankan  rekening  Tn. Sigit  dengan  jurnal  sbb :

D    :  Giro – Rek.  Tn.  Sigit           Rp.  30.000.000,-
K     :  B I – Giro                               Rp.  30.000.000,-

Bang  Omega  dapat  langsung  mengkredit  rekening  giro  pada  BI  arena  cek  tersebut  adalah  cek  dari  nasabahnya  sendiri.

Apabila  Tyas  seorang  nasabah  bank  Omega – cabang  Jakarta  menyerahkan  sebuah  warkat  Giro  senilai  Rp.  50.000.000,-  kepada  bank  untuk  diserahakan  kepada  Grace,  salah  seorang  nasabah  bank  Lippo  cabang  Jakarta,  oleh  kedua  bank  akan  dibukukan  sebagai  berikut :

Pada  bank  Omega  cabang  Jakarta
Pada  saat  menerima  amanat  dan  warkat  dari  Tyas,  akan  dibukukan  sebagai  berikut :
D    :  Giro  -  Rek.  Tyas                 Rp.  50.000.000,-
K     :  B I – Giro                                         Rp.  50.000.000,-

Pada   bank  Lippo  cabang  Jakarta
Pada  saat  menerima  warkat  setoran  untuk  menambah  rekening  Grace,  dibukukan  sbb.  :
D    :  B I – Giro                      Rp.  50.000.000,-
K     :  Giro  -  Rek.  Grace                                  Rp.  50.000.000,-

NERACA  KLIRING

Pada  akhir  hari  kliring,  akan  dibuatkan  neraca  kliring  sebagai  laporan  akhir  transaksi  kliring.

Apabila  dalam  pembukuan  transaksi  kliring,  bank  Omega  selalu  mempergunakan  rekening  sementara    kliring  dan  pendebetan  atau  pengkreditan  rekening  giro  pada  B I  dilaksanakan  pada  akhir  hari  kliring,  untuk  mengetahui  apakah  bank  menang  atau  kalah  klring,  maka  kekalahan  kliring   diatas  akan  dibukukan  sebagai  berikut  :

      D :  Kliring                                            Rp.  80.000.000,-
      K :  B I – Giro                                                Rp.  80.000.000,-

Dilihat  dari  sudut  B I ,  tidak  akan  terdapat  selisih  pendebetan  maupun  pengkreditan  rekening  giro  masing-masing  bank  peserta  kliring.




 








Selanjutnya  untuk  mencatat  transaksi  hasil  kliring  diatas,  oleh  B I  akan  dibukukan  sbb.  :
D    :  Giro – Bank  Omega            Rp.  80.000.000,-
K     :  Giro – Bank  ABC                                    Rp.  30.000.000,-
K     :  Giro – Bank  Lippo                                   Rp.  50.000.000,-

Melalui  kalah  atau  menang  kliring  ini,  oleh  B I  akan  dipantau  saldo  minimum  dari Reserve  Reqiurement. 
Bila  suatu  bank  reserve  requirement-nya  lebih  rendah  dari  pada  apa  yang  seharusnya  dipelihara,  maka  kepada  bank  yang  tidak  memenuhi  persyaratan  tersebut  akan  dikenakan  denda  oleh  B I.

 
Yang  dimaksud  dengan  kliring  otomatis  adalah  :

Terjadinya  pertukaran  data  secara  elektronik  melalui pemrosesan  dengan  mesin  dalam  bentuk  standar  yang  telah  diformat  terlebih  dahulu.

Selain  itu,  pemrosesan  elektronik  juga  melibatkan  pengiriman  media  penyimpanan  data  komputer.  Media  ini  merupakan  media  utama  untuk  transaksi  kliring  dengan  otomatis,  atau  lazim  dikenal  dengan  Automatic  Clearing  House  (ACH).

Dalam  pemrosesan  data  secara  elektronik  ini,  mesin  akan membaca  Magnetic  Ink  Character  Recognition,  atau  MICR pada  setiap  lembar  cek  nasabah.

Transaksi  kliring  otomatis  dapat  dipecah  menjadi  dua  jenis  :
                 Transaksi  local  (intraregional),  bank  penarik  mempersiapkan  seluruh  warkat  untuk  dikirim  ke  bank  tertarik.  Disini  bank  penarik  akan  memeriksa  kelengkapan  data,  memeriksa  kebenaran  cek,  membedakan  apabila  transaksi  tersebut  berasal  dari  bank  sendiri,  kemudian  menyampaikan  data  tersebut  kepada  lembaga  kliring.

                 Transaksi  antar  daerah  (interregional),  bank  penarik  akan  menyampaikan  transaksinya  kepada  pusat  pengolahan  data  di  lembaga  kliring  lokal.  Transaksi-transaksi  disortir  oleh  bank  penarik  dalam  lokasi  yang  bersangkutan.  Volume  data  yang  besar  ini  akan  digabung  menjadi  suatu  ringkasan  arsip  untuk  setiap  lokasi,  kemudian  arsip  ini  dipindahkan  ke  tiap  lokasi  lainnya  untuk  diproses  lebih  lanjut.

SIMPULAN

Dari pemaparan tulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa perbankan sangat diperlukan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian dewasa ini. Hal ini dikarenakan oleh semakin banyaknya kegiatan perekonomian yang dimasuki oleh masyarakat sehingga masyarakat akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan perekonomian. Untuk itu, pengetahuan mengenai bank dan berbagai produk jasanya harus dipupuk sedini mungkin meski hanya sebatas pengetahuan saja sehingga pengetahuan semakin meningkat dan mendapatkan informasi terlebih dahulu mengenai jasa produk perbankan.

Daftar Pustaka

Sawitri Peni, Hartanto Eko, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Universitas Gunadarma, Jakarta, 2007.